Skip to content

Katakan Tidak Pada Susu Formula

August 22, 2014
Berikan lebel hari, tanggal, dan waktu agar bisa mengetahui waktu kadaluarsa ASIP

the best-ny ASI tak bisa terkalahkan oleh susu buatan manusia

Tidak bisa dipungkiri bahwa negara kita salah satu pangsa pasar terbesar susu formula (sufor).

Tahukah bunda siapa produsen susu formula tersebut?.

Menurut data Top Ten Milk Producers — 2005 di urutan pertama adalah India, Amerika Serikat, China, Russia, Pakistan, Germany, France, Brazil, Inggis dan New Zealand.

Cerita punya cerita dalam suatu Riset yang dilakukan oleh Dokter asal New Zealand (Riset dilakukan di indonesia). Tentang susu formula vs ASI. Untuk mengetahui seberapa besar daya serap keduanya untuk bayi. 

Konon di negara berkembang penjualan sufor sangat alot sebab pemerintah di sana galak dalam menerapkan ASI untuk sang bayi.

Di negara kita justru sebaliknya, hal ini terlihat ketika kita baru melahirkan di rumah sakit atau tempat bersalin lainnya seorang perawat, bidan bahkan dokter terkadang sudah menawarkan kita sufor untuk bayi merah kita. Dengan alasan agar ibunya bisa istirahat bahkan air susunya belum keluar. Sangat terkesan menjual sekali.

Tahukah bunda? di negara Eropa sufor ini dianggap “rubbish product” karena terlalu banyak dalam proses pembuatannya. Dari kondisi awal berupa cairan hingga menjadi bubuk.

Dalam proses pembubukan ini membutuhkan banyak fortifikasi yakni teralu banyak bahan dan proses kimiawi buatan etah ditambahkan bahan kimia apa lagi di dalamnya. Jelas-jelas menolak untuk mengkonsumsikan anaknya pada susfor.

Proses fortifikasi ini bisa kita lihat dalam tulisan AA, DHA, kolin dan lain sebaginya. Jika kita berfikir DHA itu terdapat pada ikan dengan kualitas yang bagus seperti salmon bila dicampur dengan bubuk susu tidak masuk akal karena bubuk susu tersebut akan berbau amis ikan tapi nyatanya tidak bubuk susu tetap berbau sapi.

Bila ternyata dalam sufor terkandung vitamin A yang kita anggap adalah wortel dan sayuran hijau diproses secara kimiawi kita bisa bayangkan warna sayuran tersebut bercampur dengan bubuk susu hingga berwarna warna tapi nyatanya tidak lagi bukan. Mungkin ini hanya gambaran atau imajenasi kita.

Kita tahu apa fungsi dari kandungan yang tertera dalam kaleng sufor dengan fungsi yang semuanya baik semua, baik untuk otak, baik untuk motoriknya, baik untuk perkembangannya tapi tidak baik untuk kantong kita. Semakin mahal harga susu tersebut maka semakin banyak kandungan kimia dalam susu bubuk buatan manusia itu.

Sampai saat ini kita tidak tahu dari mana asal campuran bahan-bahan susu formula tersebut dan berapa persen penyerapan dalam tubuh sampai efek sampingnya di masa yang akan datang. Karena menurut penelitian susu buatan manusia ini sebelumnya tidak pernah di uji coba oleh bayi saat pembuatannya.

Eh justru kita sendiri yang menguji coba sufor setelah beredar dipasaran pada bayi kita jika cocok terus jika tidak cocok ganti yang baru. Wong orang Eropa ae menghindar dari susu buatan tersebut. Lah kok malah kita yang mengkonsumsi. Jare wong pinter tapi kok malah buang duit untuk membeli asupan yang seharusnya tak di beli? hayoo.

Sayangnya kita belum sadar padahal pada sebuah asosiasi menyusui sudah jelas menyatakan bahwa ASI makanan bernutrisi yang mudah dan diresap oleh bayi dalam kondisi sakit sekali pun. 100% penyerapan AA, DHA, Vitamin A hingga Z berasal dari ASI dan makanan yang bayi makan saat usianya enam bulan ke atas bukan dari  proses kimiawi buatan. Kemana perginya bahan buatan tersebut?

Katakan tidak jika pihak rumah sakit menawarkan susu formula pada bayi kita. Notabene akan disodorkan perjanjian dalam secarik kertas, jangan takut kita tanda tangani saja karena kita yakin dan bisa dengan memberikan ASI.

Jangan pernah katakan “bagaimana baiknya suster saja” karena beberapa dari mereka akan menyarankan susu yang lain dengan alasan kita yang butuh istirahat atau apapun. Jadi katakan TIDAK pada susu formula. Semoga kita cerdas dalam mengambil keputusan.

 

From → Artikel, Refrensi

3 Comments
  1. Susu asli memang lebih sehat

Trackbacks & Pingbacks

  1. Mama Mau Es Cream | olalababies

Leave a comment